
Jakarta –
Kasus positif COVID-19 di luar Jawa dan Bali mengalami lonjakan dalam 2 minggu terakhir. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar mobilitas warga harus direm.
Jokowi menyampaikan permintaan itu saat memimpin rapat terbatas evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM level 4 bersama para menteri, Panglima TNI, Kapolri, dan seluruh gubernur/wakil gubernur di RI. Ada 3 poin penting yang menjadi permintaan Jokowi.
“Pertama berkaitan dengan mobilitas masyarakat. Kalau udah kasusnya gede seperti itu, mobilitas masyarakat harus direm,” kata Jokowi dalam rapat yang disiarkan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (7/8/2021).
“Ini gubernur semua harus tahu, Pangdam, Kapolda semua harus tahu, artinya mobilitas manusianya yang direm, paling tidak 2 minggu,” tambah Jokowi.
Kedua, Jokowi meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk lebih masif dalam melakukan testing dan tracing. Jokowi ingin agar orang yang positif segera ditemukan agar tidak semakin menularkan luas.
“Segera ditemukan siapa orang-orang yang memiliki kasus positif ini. Segera temukan, merespons secara cepat, karena ini berkaitan dengan kecepatan. Kalau nggak orang yang kasus positif udah kemana-mana, nyebar kemana. Segera temukan,” tegas Jokowi.
Dia juga berpesan kepada seluruh gubernur, bupati serta wali kota di RI agar menyediakan tempat isolasi terpusat di wilayahnya masing-masing.
“Ini tugas gubernur, bupati, wali kota untuk menyiapkan isolasi terpusat di kota masing-masing, bisa jumlahnya 1, bisa 2, bisa 10, bisa memakai sekolah. Saya lihat di beberapa provinsi di Jawa memakai sekolah, memakai balai, memakai gedung-gedung olahraga, diberi tempat tidur yang nyaman, bawa mereka ke sana,” ujarnya.
Tak hanya itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga diminta berperan aktif membantu daerah untuk menyiapkan tempat isolasi terpusat. Dia berharap agar para kepala daerah juga melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di masing-masing wilayahnya.
“Libatkan IDI, Ini terutama dalam penangan pasien, bisa kalau di Jawa ini lewat tele medicine atau lewat telepon pun nggak apa-apa untuk mengurangi kematian yang ada,” pungkasnya.
(fas/jbr)